Thursday, 24 April 2014

Aku ini pria tua
mengandalkan tongkat lapuknya
banyak yang aku tinggalkan
banyak yang aku komentarkan

membuat bising
membuat bau menyengat

orang tua ini memang sudah tua
mau mati

tangan yang bergetar
tersokong oleh tongkatnya

jauh jauh dari aku
aku bau tak sedap
dan aku merepotkanmu

dan jika kau cinta aku
jangan dulu
tunggu aku mati
nanti aku mengganggu

Wednesday, 26 March 2014

ayo semangat

aku bermimpi berjalan diatas genting
berjalan terus
entah jalanya masih jauh
dan katanya memang harus jauh
tapi kenapa diatas genting?

sekarang aku coba ulangi
berjalanku setapak
ya! diatas sini coba lihat aku

aku laluinya
merangkak
tangan yang gemetar
kaki yang sayu namun kaku
tak kuat lagi aku

dan aku pun berpegang satu tangan
sesudah aku terpeleset barusan
oh astaga! kenapa satu tangan?
kenapa tidak biarkan saja
sorang yang hina ini memerah sekujur tubuhnya
dan tertimbun saja di keheningan

dan waktu berpegang aku dengan satu tangan
ya itu kekuatanku
tanganku sesungguhnya adalah ingatanku yang pulih
karena aku disini
karena aku dari sana
satu tangan ku tegar
ku tinggalkan yang satu untuk jaminanku
kembali mengambil yang satu
agar terkepal bersama dan ku angkat keatas

Tuesday, 11 February 2014

mati dengan hidup

alfian fajar fahrobi


kau tau? dmnkah antara mati dg hidup.
tentu saja.
kau mencarinya, dan sebelumnya.
kau akan mati mendahuluinya.
karna kau angkuh.

ya jelas aku tau.
tdk perlu jg mati.
tdk perlu hidup lg

jelas aq tau.
antara mati dg hidup.
disitu aq.

BATU

aku batu ingin terbang tak punya sayap

mengendus gula kutemukan kotoranku sendiri

berlari dan sedikit tersengal untuk menggapai sesuatu d senja di arena melingkar

dan aku seperti pohon tak rindang tak hasil buah

Saturday, 12 October 2013

tanda tangan

ALFIAN faJAr FahRObi

terima kasih

apa yang kau judulkan!

rasakan ini
seakan kau merasakannya
cepat rasakan
maka, kau berada didalam kurungan besi yang berpintu
namun terbuka untukmu

Thursday, 1 August 2013

Dia kijang-kijang resah

risau terusik.

sarang pribadinya...

rindang dan sejuk nyaman

untuk sekedar merebahkan sakit punggung.

hancur, yang terlihat di dalamnya

melalui bilik-bilik sela kayu yang menua.

memalukan.

 

serapat apa pagar sarangnya

diluar yang terjaga, menjaga, terkucilkan

sekuatnya benteng besi menahan panas

terjangan lahar akibat letusan kemarin,

disana dia hanya terlihat menuli, membisu.

seakan dua warna matanya menjadi satu

 

dia disana dengan dunia hitamnya.

seakan dia tak ada penerjemah bahasanya.

seakan dia mati dengan menghirup udara.

Dunia penipunya.