Dia kijang-kijang resah
risau terusik.
sarang pribadinya...
rindang dan sejuk nyaman
untuk sekedar merebahkan sakit punggung.
hancur, yang terlihat di dalamnya
melalui bilik-bilik sela kayu yang menua.
memalukan.
serapat apa pagar sarangnya
diluar yang terjaga, menjaga, terkucilkan
sekuatnya benteng besi menahan panas
terjangan lahar akibat letusan kemarin,
disana dia hanya terlihat menuli, membisu.
seakan dua warna matanya menjadi satu
dia disana dengan dunia hitamnya.
seakan dia tak ada penerjemah bahasanya.
seakan dia mati dengan menghirup udara.
Dunia penipunya.
No comments:
Post a Comment