Thursday, 1 August 2013

Dia kijang-kijang resah

risau terusik.

sarang pribadinya...

rindang dan sejuk nyaman

untuk sekedar merebahkan sakit punggung.

hancur, yang terlihat di dalamnya

melalui bilik-bilik sela kayu yang menua.

memalukan.

 

serapat apa pagar sarangnya

diluar yang terjaga, menjaga, terkucilkan

sekuatnya benteng besi menahan panas

terjangan lahar akibat letusan kemarin,

disana dia hanya terlihat menuli, membisu.

seakan dua warna matanya menjadi satu

 

dia disana dengan dunia hitamnya.

seakan dia tak ada penerjemah bahasanya.

seakan dia mati dengan menghirup udara.

Dunia penipunya.

No comments:

Post a Comment